Jumat, 21 Mei 2010
Sebelum masuk ke tahap recording, pertama tama kita harus siap baik dalam segi musikalitas maupun dari segi lagu. Jangan sampai dibilang band yang belum siap tempur! Bisa dibilang kita harus sudah siap 95%. Nah, bagian yang 5% (yang rada-rada kurang siap) itu juga diperlukan karna biasanya setelah masuk studio rekaman dan sudah dalam proses akan ada arransement-arransement baru yang ditambahkan.
Gambaran Umum
Biar hasil rekamannya bagus (layaknya kaset yang dijual di toko-toko), proses recording dilakukan dengan merekam bunyi satu persatu, yang nantinya dipersatukan pada perangkat alat rekam. Masing-masing bunyi ini melewati semacam jalur-jalur yang sering disebut track. Kumpulan bunyi ini kemudian distel sesuai selera menjadi sebuah musik.
Tanpa panjang lebar lagi, berikut ini proses-proses yang akan kita lalui saat melakukan recording :
1. Take Guide
Karna saat merekamnya satu persatu, jadi di tahap awal kita harus merekam terlebih dulu musik guide atau musik pemandu yang berfungsi sebagai pedoman saat nantinya personil merekam permainannya masing-masing. Biasanya musik guide direkam memakai gitar dan vokal dengan mengutamakan tempo yang sudah ditetapkan oleh band. Agar lebih mantap ketukan harus dipaskan dengan Metronome (perangkat yang menghasilkan beats). Meski kelihatannya sepele tapi fatal akibatnya jika tidak memainkan sesuai polanya, karna akan berpengaruh di tahap selanjutnya. Jadi musik guide harus benar-benar matang.
2. Loading / Take Instrument
Setelah merekam guide, kita mulai merekam alat pertama, yaitu drum. Lewat headphone seorang drummer akan mendengarkan dan mengikuti musik guide tersebut sambil direkam. Setelah drum selanjutnya merekam bass. Sebagai catatan: bass dan drum harus benar-benar matang dan nyatu, istilahnya kawin, karna bass dan drum bakal jadi groove / motor dalam dinamika musik dan lagu. Kemudian biasanya diikuti dengan merekam gitar. Nah, kalau gitar bisa dibilang si pemakan track. Kenapa? Biasanya dimulai dengan merekam iringan dasar gitar yang memakai sistem LR / suara kiri kanan. Jadi belum-belum sudah butuh 2 track. Belum lagi gitar harus mengisi fill / sela-sela kosong instrument. Setelah itu baru mengisi melody / solo gitar. Biasanya gitaris harus membuat melody yang manis dan cool / garang dsb. Tapi jangan sampai kebablasan, melainkan tetap mengacu pada prinsip tidak berbenturan dengan instrument lainnya. Kalau gitar sudah selesai, lanjut sama si papan kunci keyboard yang tidak perlu memakai LR. Keyboard juga boleh nge-fill asal tidak berbenturan dengan gitar. Jangan lupa untuk bermain dengan feeling yang bagus. Terakhir take vokal, di sini sang vokalis harus membawakan lagu dengan soul / penjiwaan yang dalam agar emosi lagu yang dibawakan bisa terasa di telinga pendengar. Sebagai catatan; sang vokalis harus memperhatikan isi cerita. Misalnya, kalau lagu sedih coba bayangkan kalau kamu lagi sedih juga pahami sound / arransement musik dengan baik.
3. Editing
Di dunia rekaman edit berarti mempersiapkan / menata yang jadi tugas seorang operator atau musik director. Jadi kalau ada tempo lagu yang naik turun, atau nada yang fals, bagian itu biasanya diperbaiki dan dirapikan lagi. Bahkan kemungkinan saja beberapa nada di delete kalau memang ada benturan. Kalau sudah dirapikan dan ditata selanjutnya lagu di mixing.
4. Mixing
Proses ini bisa diistilahkan memberi coulor / corak pada sound, instrument dan vokal. Misalnya; gitar / vokal diberi efek delay, chorus / reverd (karna merekamnya harus dalam kondisi bypass / netral) sesuai kebutuhan saja. Juga instrument yang lain, sejauh masih wajar-wajar saja dan menambah bagus.
5. Mastering
Di tahap akhir, musik sudah matang tanpa penambahan / pengurangan lagi. Tapi di sini masih ada penambahan dan pengurangan coulor buat semua instrument. Jadi bukan per instrument, tapi lebih keseluruhan. Di sini lebih dikhususkan pengaturan high (treble), middle, dan low (bass). Jadi bisa dibilang lebih cenderung pada pengaturan equalizernya. Dalam dunia rekaman hal ini diistilahkan dengan membuka membrane atau selaput, sehingga musik yang didengar bisa lebih jelas dan bersih.
Nah, itulah tahapan-tahapan recording yang pernah dilakukan Silver Six di salah satu studio recording di Kota Tegal. Semoga bisa menambah pengetahuan untuk yang membaca tulisan ini. Siapa tahu besok-besok giliran kamu yang mencoba masuk ke dapur rekaman....
Gambaran Umum
Biar hasil rekamannya bagus (layaknya kaset yang dijual di toko-toko), proses recording dilakukan dengan merekam bunyi satu persatu, yang nantinya dipersatukan pada perangkat alat rekam. Masing-masing bunyi ini melewati semacam jalur-jalur yang sering disebut track. Kumpulan bunyi ini kemudian distel sesuai selera menjadi sebuah musik.
Tanpa panjang lebar lagi, berikut ini proses-proses yang akan kita lalui saat melakukan recording :
1. Take Guide
Karna saat merekamnya satu persatu, jadi di tahap awal kita harus merekam terlebih dulu musik guide atau musik pemandu yang berfungsi sebagai pedoman saat nantinya personil merekam permainannya masing-masing. Biasanya musik guide direkam memakai gitar dan vokal dengan mengutamakan tempo yang sudah ditetapkan oleh band. Agar lebih mantap ketukan harus dipaskan dengan Metronome (perangkat yang menghasilkan beats). Meski kelihatannya sepele tapi fatal akibatnya jika tidak memainkan sesuai polanya, karna akan berpengaruh di tahap selanjutnya. Jadi musik guide harus benar-benar matang.
2. Loading / Take Instrument
Setelah merekam guide, kita mulai merekam alat pertama, yaitu drum. Lewat headphone seorang drummer akan mendengarkan dan mengikuti musik guide tersebut sambil direkam. Setelah drum selanjutnya merekam bass. Sebagai catatan: bass dan drum harus benar-benar matang dan nyatu, istilahnya kawin, karna bass dan drum bakal jadi groove / motor dalam dinamika musik dan lagu. Kemudian biasanya diikuti dengan merekam gitar. Nah, kalau gitar bisa dibilang si pemakan track. Kenapa? Biasanya dimulai dengan merekam iringan dasar gitar yang memakai sistem LR / suara kiri kanan. Jadi belum-belum sudah butuh 2 track. Belum lagi gitar harus mengisi fill / sela-sela kosong instrument. Setelah itu baru mengisi melody / solo gitar. Biasanya gitaris harus membuat melody yang manis dan cool / garang dsb. Tapi jangan sampai kebablasan, melainkan tetap mengacu pada prinsip tidak berbenturan dengan instrument lainnya. Kalau gitar sudah selesai, lanjut sama si papan kunci keyboard yang tidak perlu memakai LR. Keyboard juga boleh nge-fill asal tidak berbenturan dengan gitar. Jangan lupa untuk bermain dengan feeling yang bagus. Terakhir take vokal, di sini sang vokalis harus membawakan lagu dengan soul / penjiwaan yang dalam agar emosi lagu yang dibawakan bisa terasa di telinga pendengar. Sebagai catatan; sang vokalis harus memperhatikan isi cerita. Misalnya, kalau lagu sedih coba bayangkan kalau kamu lagi sedih juga pahami sound / arransement musik dengan baik.
3. Editing
Di dunia rekaman edit berarti mempersiapkan / menata yang jadi tugas seorang operator atau musik director. Jadi kalau ada tempo lagu yang naik turun, atau nada yang fals, bagian itu biasanya diperbaiki dan dirapikan lagi. Bahkan kemungkinan saja beberapa nada di delete kalau memang ada benturan. Kalau sudah dirapikan dan ditata selanjutnya lagu di mixing.
4. Mixing
Proses ini bisa diistilahkan memberi coulor / corak pada sound, instrument dan vokal. Misalnya; gitar / vokal diberi efek delay, chorus / reverd (karna merekamnya harus dalam kondisi bypass / netral) sesuai kebutuhan saja. Juga instrument yang lain, sejauh masih wajar-wajar saja dan menambah bagus.
5. Mastering
Di tahap akhir, musik sudah matang tanpa penambahan / pengurangan lagi. Tapi di sini masih ada penambahan dan pengurangan coulor buat semua instrument. Jadi bukan per instrument, tapi lebih keseluruhan. Di sini lebih dikhususkan pengaturan high (treble), middle, dan low (bass). Jadi bisa dibilang lebih cenderung pada pengaturan equalizernya. Dalam dunia rekaman hal ini diistilahkan dengan membuka membrane atau selaput, sehingga musik yang didengar bisa lebih jelas dan bersih.
Nah, itulah tahapan-tahapan recording yang pernah dilakukan Silver Six di salah satu studio recording di Kota Tegal. Semoga bisa menambah pengetahuan untuk yang membaca tulisan ini. Siapa tahu besok-besok giliran kamu yang mencoba masuk ke dapur rekaman....
0 comments:
Posting Komentar